Chat with us, powered by LiveChat

Awan Cumulonimbus Di Langit Makassar, Pesawat Tidak Dapat Mendarat

Awan Cumulonimbus Di Langit Makassar, Pesawat Tidak Dapat Mendarat Di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Pada Selasa Sore.

agen slot terpercaya – sumber , menara368 , Lima pesawat dibiarkan terbang di atas bandara Makassar di Sulawesi Selatan pada Selasa sore. Setelah awan cumulonimbus mengelilingi daerah itu, membentuk awan seperti gelombang yang beberapa orang anggap menyerupai tsunami.

Pesawat tetap mengudara selama sekitar 20 menit ketika mereka menunggu untuk dibersihkan untuk mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Selama waktu itu, kontrol lalu lintas udara setempat mencegah mereka mendarat karena awan sangat gelap dan menimbulkan risiko kilat.

Awan menyebabkan kepanikan di antara penduduk setempat yang masih belum pulih dari tsunami Selat Sunda. Dimana baru-baru ini melanda Banten dan Lampung pada 22 Desember, menewaskan lebih dari 400.

Provinsi tetangga, Sulawesi Tengah, juga dilanda bencana alam baru-baru ini ketika sebuah gempa bumi yang kuat memicu tsunami yang menghancurkan Teluk Palu pada 28 September, menewaskan lebih dari 2.000 orang.

Awan Cumulonimbus Salah Satu Awan Berbahaya.

Manajer umum divisi perusahaan navigasi udara milik pemerintah Makassar, AirNav Indonesia, Novy Pantaryanto, mengatakan kelima pesawat itu mendarat dengan selamat setelah langit semakin cerah.

“Awan Cumulonimbus berbahaya. Awan ini dapat membekukan mesin pesawat karena banyak partikel es di dalamnya. Ada juga kilat di sana, ”katanya seperti dikutip kompas.com, Rabu.

Novy mengatakan menara pengatur lalu lintas bandara siap menghadapi awan, karena radar dapat mendeteksi kondisi cuaca dalam radius 100 kilometer dan, dengan demikian, mengarahkan pilot dengan baik.

Dia menambahkan bahwa awan petir seperti itu biasanya terjadi pada ketinggian antara 1.000 hingga 15.000 kaki dan bahwa pesawat biasanya terbang pada ketinggian 30.000 hingga 40.000 kaki, sehingga pesawat terbang pada dasarnya aman selama mereka mempertahankan ketinggiannya.

Nur Asia Utami, seorang pejabat di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar, mengatakan awan kumulonimbus pada hari Selasa cukup besar.

“Itu berbahaya karena menyebabkan hujan deras dengan petir dan angin kencang. Mereka biasanya menghilang dalam satu hingga dua jam, ”katanya.

Nur mengatakan awan seperti itu bisa terjadi di sepanjang pantai barat dan selatan Sulawesi Selatan.

“Itu bisa terjadi di beberapa bagian Sulawesi Selatan. Bahkan bisa muncul kembali di Makassar lagi, ”katanya.